Kamis, 30 Desember 2010

Hongkong, I never imagined to go there....

Tak pernah terbayangkan memang, kaki saya akan menginjakkan kota Hong Kong, terlalu mahal dan mustahil untuk berangkat dengan biaya dari kantong sendiri. Seolah habis mendapat bintang jatuh, mimpi itu terwujud, berkat keikutsertaan di Lomba Kreatifitas dan Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional. Enam guru SMP dari 6 Mapel berbeda berangkat tanggal 14 Desember 2010, bersama 9 orang lainnya dari Dinas Pendidikan Nasional, menghadiri East Asia International Conference on Teacher Education Research 2010 di Hongkong Institute of Education.

Udara terasa dingin, karena memang sedang musim dingin. Walau pernah hidup lama di Jepang, kekaguman bagaimana keteraturan dan kebersihan di negara maju maih tak bisa dihindari. Ada rasa iri manakala orang tahu antri sekalipun bis yang ditunggu belum datang, bunga-bunga sepanjang trotoar disulap sesuai musim, tapi tenang sebentar lagi juga akan sampai di negeri tercinta kita, Indonesia.
Terkait dengan esensi konferensi itu sendiri, konferensi dihadiri 400an peserta dari 30 negara, dimana banyak dosen yang mempresentasikan karya ilmiahnya terkait bagaimana mencetak guru profesional. Banyak topik menarik yang bisa dimaknai lebih, seperti halnya bagaimana upaca mencetak guru yang qualified dan menjadikan profesi guru menjadi profesi idola bagi para pemuda yang pintar, bagaimana semua negara mulai menekankan pendidikan karakter karena perubahan demografi global, dan masih banyak lagi topik di sesi paralel, dimana kita bisa memilih materi sesuai dengan keinginan kita.
Dari sekian presentasi, ada satu yang menarik, yang dikemukakan oleh wakil Bank Dunia di Jakarta yang mempresentasikan research tentang penggunaan video untuk melihat perilaku guru di Indonesia. Tentu mereka menginginkan yang alami, apa adanya, namu dalam kenyataannya, justru yang divideokan sengaja dipilih guru yang paling pintar, murid-murid dipilih yang paling pintar, ruang kelas direnovasi agar kelihatan indah, dan seterusnya. Budaya takut jelek diobervasi sepertinya sulit hilang, sebagaimana uji guru sertifikasi tunjukan.
Konferensi berlangsung tiga hari, 15-17 Desember 2010. Perjalanan kami dilanjutkan dengan keliling kota Hong Kong, menuju pusat pembuatan perhiasan, Star avenue, Victoria Peak dimana bisa melihat banyak patung lilin, dan akhirnya pulang menuju bandara untuk pulang kembali ke Indonesia di Sabtu sore.

Dari Lomba Inovasi Pebelajaran

Pagi buta tanggal 22 November 2010, saya, Kuswanto D, guru IPS SMP Negeri 2 Karanglewas dan rekan saya, Ibu Saptari Dharma, guru IPS SMP Negeri 1 Karanglewas, tiba di Bogor, tepatnya di Hotel Royal Safari Garden, sebagai lokasi Lomba Kreatifitas dan Inovasi Media Pembelajaran Guru SMP Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Para juri

Lomba dibuka pada senin malam, dan presentasi dimulai selasa pagi, 23 November. Tiap peserta dikelompokkan dalam 6 kelompok kelas Mata Pelajaran yang terdiri dari 6 kelas, PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa Inggris. Tiap kelas terdiri dari 36 finalis yang mana mereka diberi waktu 25 menit untuk mempresentasikan media yang dibuat untuk melihat efektifitasnya dalam pembelajaran, sehingga bentuk presentasinya berupa micro teaching. Ini yang membuat mayoritas peserta tidak siap melakukannya, karena dalam persepsi semuanya, yang dipresentasikan adalah karya ilmiahnya.

Hari demi hari berlalu dengan ketegangan, karena tidak tahu kapan akan tampil, namun ada satu hal yang menarik. Semua berpendapat sama bahwa ajang lomba itu adalah media untuk saling mencari ilmu antar sesama guru di Indonesia. Tak muncul sekalipun guratan saling bersaing. Kelas penuh dengan canda tawa termasuk para jurinya yang terdiri dri 3 dosen dan 1 guru inti.
Media IPS yang jadi juara

Akhirnya, hari Jumat, 26 November 2010, acara ditutup. Alhamdulillah, untuk kelas IPS, juara I saya yang memperoleh, dengan topik Bentuk Muka Bumi Berlapis dari Stirofoam untuk megajarkan konsep garis kontur.Juara 2, Pak Sariyono dengan topik Membuat Higrometer dari Cupring Bambu, dari Yogyakarta, dan Juara 3, diraih guru Jawa Timur dengan topik Mengajar Sejarah Dengan Wayang Tokoh. Juara 4 dan 5 menggunakan media komputer dalam mengajar. Alhamdulillah juga, yang juara 1 dijanjikan akan dikirim ke luar negeri.

Rabu, 08 September 2010

Senin, 12 April 2010

Pemetaan Materi IPS

Satu tema yang berkembang sekarang ini diantara guru IPS di Banyumas adalah masalah pemetaan materi IPS. Permasalahan tersebut memang telah dibahas dalam rapat pleno MGMP IPS seluruh Komda dan Pengurus ditingkat Kabupaten sehingga menghasilkan pola pemetaan materi IPS yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan penyusunan buku LKS yang mengacu pada pemetaan tersebut. Pertimbangan substansial yang mendasari pentingnya pemetan tersebut adalah rasionalisme jumlah materi yang harus disampaikan untuk semester satu dan semester dua dan keruntutan proses belajar siswa untuk setiap kompetensi dasar.


Ada pandangan stereotip beberapa yang mengatakan bahwa adanya pemetaan adalah sebuah kemunduran. Betulkah itu? Ini didasarkan pada asumsi bahwa pemetaan yang dilakukan oleh rekan guru IPA mungkin yang memisahkan Fisika dan Biologi. Dalam IPS kita menyadari bahwa materi pembelajaran memang udah tidak terkotak-kotak lagi dalam Sejarah, Ekonomi, Geografi, atau Sosiologi, sehingga fungsi pemetaan yang dilakukan inipun sama sekali tidak berkait dengan pengkategorian materi, sebab kita tahu, kedepan, IPS terpadu akan segera bergulir. Sekali lagi ini didasarkan pertimbangan panjang pendeknya materi yang harus disampaikan di semester 1 dan 2. Sebagaimana diketahui, semester satu dengan waktu yang cukup panjang, justru menyediakan materi yang tidak terlalu banyak, sementara semester dua yang jumlah pertemuannya sedikit (mengingat banyaknya kegitan menjelang dan pasca UN) justru dihadapkan pada materi pembelajaran yang berjibun.

Disisi lain, banyak KD dalam IPS yang memiliki kemiripan, sehingga untuk menghindari adanya tumpang tindih materi (materi yang sama disampaikan dua kali), perlu disikapi dengan pembatasan materi untuk KD yang hampir sama, misalnya KD tentang bentuk interaksi sosial dan KD tentang bentuk-bentuk hubungan sosial. Untuk itu pelu penataan agar materi yang saling berkait di kelas yang sama, ditata ulang agar pola pikir siswapun bisa runtut dalam mendapatkan ilmu. Kalau bisa dipermudah bagi siswa kita berupa penyederhanaan materi IPS, mengapa mesti dipersulit.

Dari uraian tersebut, kembali pada pertanyaan awal, "Sebuah Kemunduran?", silahkan Bapak-Ibu sendiri yang berhak menjawabnya.

Berikut link untuk mendownload beberapa file terbaru :






Minggu, 21 Maret 2010

Lomba Mata Pelajaran IPS

Tanggal 18 Maret 2010, MGMP IPS SMP/MTs Kabupaten Banyumas telah menyelenggarakan Lomba Mata Pelajaran IPS Tingkat SMP Kabupaten Banyumas di SMP Negeri 1 Baturaden. Lomba tersebut diikuti oleh 53 siswa, perwakilan dari 8 komda di seluruh Kabupaten Banyumas.

Soal disusun oleh delapan guru yang menyebar di seluruh Kabupaten Banyumas. Soal penyisihan disusun oleh oleh 4 guru berbeda yang mewakili 4 kelompok materi. Untuk mencegah kebocoran soal, penyusunan saoal tersebut dilakukan secara terpisah, tanpa proses editing, dan langsung dikopi oleh penyusun sendiri, dikemas, dan disegel, dimana baru dibuka pada saat pelaksanaan lomba. Sementara itu, soal cepat-tepat juga disusun oleh 4 orang berbeda yang baru disatukan malam hari sebelum pelaksanaan lomba.

Pelaksanaan lomba dibagi dalam dua babak yaitu babak penyisihan dan babak cepat tepat. Babak penyisihan, siswa mengerjakan 100 soal pilihan ganda, dan terpilih 6 siswa terbaik untuk maju babak cepat tepat, yaitu :
  1. Riyanto dari SMPN 2 Karanglewas, nilai 83.
  2. Rizka Afia Sukmawati dari SMPN 8 Purwokerto, nilai 83
  3. Khosa Maulana Fahmi dari SMPN 1 Cilongok, nilai 83.
  4. Nurhayati dari SMPN 2 Cilongok, nilai 78.
  5. Luqman Ramadhan dari SMP Al Irsyad, nilai 78.
  6. Shafira Hanindita dari SMPN 1 Tambak, nilai 76

Keenam siswa tersebut kemudian maju ke babak final, Cepat Tepat. Setiap siswa secara swalayan memilih lintingan soal kelompok geografi, ekonomi, sejarah, dan sosiologi berjumlah 7 soal untuk babak pertanyaan wajib dan babak lemparan. Sementara itu untuk babak tulis cepat dilakukan dengan menuliskan jawaban pada 10 lembar jawab yang tersedia. Siswa menjawab pertanyaan selama 10 detik untuk setiap pertanyaan dan setelah itu lembar jawab ditarik.

Dari hasil cepat tepat, diperoleh juara-juara IPS tingkat kabupaten dengan urutan sbagai berikut :

  1. Riyanto dari SMPN 2 Karanglewas dengan nilai 2150
  2. Nurhayati dari SMPN 2 Cilongok dengan nilai 1600
  3. Khosa Maulana Fahmi dari SMP Negeri 1 Cilongok dengan nilai 1400
  4. Luqman Ramadhan dari SMP Al Irsyad dengan nilai 1250
  5. Rizka Afia Sukmawati dari SMPN 8 Purwokerto dengan nilai 1100 plus
  6. Shafira Hanindita dari SMPN 1 Tambak dengan nilai 1100

Para juara mendapatkan piagam penghargaan. Untuk juara 1,2, dan 3 mendapat trofi kejuaraan. Khusus juara 1 mendapat piala bergilir. Selamat kepada pemenang. Bagi yang belum, mulai berjuang untuk menjadi pemenang di tahun depan.

Foto-foto

Para peserta mengikuti upacara pembukaan

Bapak Cipto Waluyo, Kabid Dikdas membuka Secara resmi

Serah terima soal dari Dinas Pendidikan kepada Panitia


Panitia

Jalannnya Babak Cepat Tepat
Para Juara yang jawara


Para Pendamping dari Wangon sampai Kedungbanteng


Bu Rosi dan Bu Niken



Bu Phiphin dan Bu Elya


Sang MC Mr. Sukiman